Wednesday, August 24, 2016

Penjual pecel sayur ini ingin anak-anaknya sukses

"buk pecel 1 dimakan sini ya" tanyaqu kepada penjual pecel yang berjualan di sebelah hotel persis tempat qu pelatihan jurnalistik selama seminggu.....
"Mendoannya pinten mas?"
"Loh ibuk asli pundi koq saget boso jowo"
"Kulo Cilacap mas"
"Woalah gur cerak ro nggonqu" sambil aq memperkenalkan diri orang jogja..
"Mendoane kalih nggih buk"....
"Nggih mas pedes mboten?"
"Sedang aja bu" pinta qu kepada penjual pecel...

Saking asiknya memperkenalkan diri saya sampai lupa menanyakan namanya ibu penjual siapa..
Akhirnya setelah kurang lebih 10 menit tersajilah pecel... Satu santapan, waowwww enak sekali.. batinqu berucap..

Kalau untuk seukuran penjual pecel di pinggir jalan menurut saya ini termasuk enak dari mana pun.. meski saya bukan termasuk orang yang gila pecel tapi overall untuk orang yang tidak terlalu suka pecel pasti merasakan kelezatan pecel nya.

Komposisi pecel nya pun terbilang jumbo untuk ukuran saya... Pecel + lontong 1 + mendoan 2 yang menurut saya sebesar mendoan giwangan jogja (deket rumah saya). Enak lezat bikin kenyang tentunya untuk se ukuran saya..

Sudah selesai makan, sambil membayar ternyata harga nya kebetulan murah untuk ukuran ibukota, saya pecel lontong mendoan 2 tambah aqua gelas 1 harganya Rp 13.500,-. murah

Saya ngobrol2 dengan ibu penjual nya yang kebetulan gak ada pembeli... Ibu ini bercerita mempunyai anak 7, anak pertama kukiah semester 6 di daerah kedoya, nomer 2 kelas 3 di smk di cilacap, anak nomer 3 smp kelas 3, nomer 4 sd kelas 6, nomer 5 sd kelas 3 dan yang terakhir masih berumur 1 th..

Hebat sekali menurut saya.. meskipun dengan berjualan pecel, bapak ibu penjual pecel yang pas aq jajan disini bapaknya sedang mengantar pesanan, bisa mensekolahkan anak2 semua...

"Kulo (saya) jualan pecel mulai 8 th lalu mas, tiap 2 bulan sekali juga pulang ke Kroya (cilacap, tempat asal bapak ibu penjual pecel tsb)." Jadi ya tiap 2 bulan bisa nengok anak di kampung mas...

Sembari kepo dan semacam menjadi wartawan dadakan (sambil belajar jurnalistik sih, hehehe). Saya tanya ke ibu penjual..,

"Ibuk kalo jualan gini tiap sore hari ya buw"?
"Iya mas Alhamdulillah tiap sore juga pasti habis mas".
"Oh iya to bu, Alhamdulillah".
"Tiap hari omzetnya berapa bu?", Tanya saya lagi..
"Tiap hari pasti habis 300an porsi mas, itu hari biasa, kalo kemaren pas bulan puasa, bener2 membawa rejeki buat saya mas, paling gak 2x lipatnya ini (600an porsi) pasti laris mas, Alhamdulillah rejeki bulan puasa."...
"Wahh sukses nggih buw, putrane saged sekolah sedoyo".
"Inggih mas Alhamdulillah".

Saya berpikir jika ibu dan bapak penjual ini dengan tekun jualan, meski hanya berjualan pecel, bisa mensekolahkan anak2nya, pasti perjuangannya luar biasa. Kerja keras selalu tawakal dan berdoa agar meski ibu bapak penjual ini hanya jualan pecel, dia ingin anak2nya sekolah tinggi biar jadi anak yang sukses.... Doa yang bagus dari orang tua untuk anak2nya..

Perjuangan memang tidak diperoleh dengan instan. Tapi diperoleh dari hal yang kecil dan sederhana. Seperti ibu dan bapak penjual ini, cita2nya hanya sederhana, hanya ingin anak2nya semua sukses....

Demikian blog ini saya tulis, sayangnya saya tidak tanya siapa nama ibu penjual tadi.. bagi yang ingin mencicipi, pecel ini terletak di selatan hotel trinity, jalan pembangunan 3. Gambir jakarta pusat...





Latihan membuat naratif di Diklat Jurnalistik Mabes Polri

Dheny, Polisi yang hobi Foto dan Taekwondo

Brigadir Polisi Dheny Yunianto Nugroho, S.H. lahir 28 tahun yang lalu di Sleman Daerah Istimewa Yogyakarta. Anak Pertama dari 2 bersaudara dari pasangan Bapak Kompol (purn) Marsudi dan Ibu Purwantini S.Pd. dia berhasil menyelesaikan pendidikan Kepolisian di SPN Banyubiru Ambarawa Jawa Tengah Pada Juli 2007. Pada tahun 2013 berhasil menyelesaikan kuliah Strata 1 nya di Universitas Widya Mataram Yogyakarta dengan predikat Cukup memuaskan.
Suami dari Musyrifah Kurniawati, Sehari hari nya berdinas di Bid Humas Polda DIY sebagai Wartawan Tribrata News Jogja pada bagian liputan lapangan. Pada awal lulus pendidikan langsung berdinas di Dit Sabhara bagian dalmas Polda DIY selama 5 tahun. Juli 2013 mendapatkan TR untuk berdinas Di Bid humas Polda DIY sampai sekarang.
Pengalaman pendidikan umum berawal dari masuk Sekolah dasar pada tahun 1994 dan lulus pada tahun 2000. Dan langsung masuk smp serta lulus tahun 2003. Mulai masuk organisasi ketika dia kelas 1 sma pada tahun 2003, dipercaya menjadi pengurus OSIS selama 2 tahun. Tonti, karena pencapaiannya pula berhasil mengantarkan dia terpilih menjadi anggota Paskibraka Kabupaten Bantul 2004.
Sambil mengingat masa lalu, dheny juga menceritakan, Gempa jogja tahun 2006 memupuskan harapan menjadi anggota Polri. Di sela-sela tes Bintara Polri, cukup membuat dia untuk mundur dari tes penerimaan. Tetapi pada akhirnya, awal tahun 2007, dengan niat tulus dan kemantapan hati, dia mendaftar lagi bintara polri dan akhirnya lulus.
Hobi fotografi juga sering digeluti pria yang berperawakan agak gemuk ini. Bahkan karena sering nya memotret, sampai lupa waktu. Pernah juga dia hunting foto dari pagi sampai pagi hanya untuk mendapatkan momen yang pas untuk mendapatkan foto landscape yang bagus. Mulai dari memotret model, bahkan sering juga di order untuk meliput acara pernikahan. Bersama teman-teman dari komunitas nya, membentuk perkumpulan fotografi. fotografi juga yang mengantar dheny masuk ke jajaran bid humas polda diy. Entah kenapa mungkin ada orang yang melihat bakat dia, atau dengan alasan humas kekurangan personel.
Di sela-sela dinasnya, dheny yang sudah mempunyai anak umur 2 tahun itu, juga mengikuti perguruan Taekwondo, sampai meraih sabuk Merah hingga sekarang. Mengajar latihan Taekwondo menjadi kegiatan yang rutin di laksanakan hingga kini di sela-sela tugasnya yang padat dalam mengabdi menjadi anggota polri.
Anak-anak pada jaman sekarang lebih rentan terhadap hal-hal yang berbau narkoba pornografi dan hal negatif lain. Untuk itulah dheny berpikir lebih baik disalurkan ke hal positif misalnya mengikuti perguruan Taekwondo. “lebih baik anak-anak disalurkan ke hal positif untuk menyelamatkan dari hal-hal negatif”. Kata dheny sebagai penutup wawancara.


NB : Latihan membuat naratif di Diklat Jurnalistik Mabes Polri
Yang penting kekuatan berita itu ada di judul. Menarik bagus dan membuat penasaran pembaca


Friday, August 12, 2016

Nasi goreng yanto sedap enak...!!!

Pertama kali mencoba nasi goreng Yanto ini hal pertama yang saya rasakan adalah "Waowww antri nya Masya Allah". Memang setiap kali berkunjung ke warung nasi goreng (bakmi jowo) Yanto ini pasti antri lebih dari 20... Dan ketika saya pesan paling tidak untuk menunggu antrian ke 20 sekitar 20-30 menit... Meskipun sudah menggunakan 2 "luweng", (tempat masak yang terbuat dari tanah liat dan dengan menggunakan arang), penyajiaanya pun sudah cukup cepat... Untuk sekali masakan saja saya hitung sekitar 4-5 menit saja...

Akhirnya setelah menunggu kurang kebih 30 menitan, nasi goreng nya pun sudah jadi. Karna saya sudah langganan disini selama kurang lebih 6 tahun (sampai ditulisnya artikel ini), tinggal bilang saja ke Pak yanto atau bu yanto (yang merupakan juragan warung nasgor ini)., "Pak pesen nasgor biasane nggih".. memang ciri khas saya membeli nasgor disini yaitu nasi goreng dengan ditaburi irisan cabe merah..

Maknyusssss. Kesan pertama saya waktu istri saya mengajak pertama kali kesini... Memang nasi goreng disini yang menurut lidah saya adalah nasi goreng terenak di jogja.. gak tau apa pendapat orang lain yang jelas saya sebagai penggemar nasi goreng yang sudah wira wiri melanglang buana ke seluruh penjuru jogja sampai saat ini nasi goreng Yanto ini adalah nasgor nomer 1 di jogja.. Enak..!!!!

Sulit menjelaskan rasa dari nasi goreng buatan pak yanto ini... Sebenarnya masakannya terdiri dari bahan2 yang umum seperti dari peralatan masak yaitu luweng dan arang serta dikipasi dengan kipas listrik..

Menurut pengakuan juragan pak Yanto, bahkan bapak Probosutejo yang merupakan sosok pengusaha terkenal dan masih kerabat Alm Presiden Soeharto juga sudah menjadi langganan disini. Saya sering melihat beliau (bpk probo) membeli disini. Bahkan beliau mengajak para sopir maupun ajudannya untuk makan disini.. bahkan pak probo sendiri sering nge bon grobak full komplit untuk acara di kampung halamannya di daerah kemusuk sedayu untuk acara misal keluarga, bahkan menerima tamu beliau (berdasarkan cerita dari Pak Yanto nya sendiri sih).

Warung nasi goreng Yanto ini terletak di sebelah barat Pos polisi Gondowulung (ringroad selatan) sebelah selatan terminal giwangan.. saking rame nya bahkan saya sering kedapatan antri sampe 30an lebih..!!! Tapi akhinya saya tinggal pulang dulu sih... Hehehehe.

Jika teman2 berkunjung ke warung nasgor Yanto ini bersiap saja jika antri sampai 20an lebih.. itu menurut saya hal biasa.. tapi kalau misal warung pas tutup, kemungkinan besar grobaknya di bon oleh Bapak Probo dan itu pasti.... (Menurut pengakuan pak yanto nya juga sih)..

Sekian review atau ulasan atau pengalaman saya (entah apa itu namanya) tentang warung nasi goreng Yanto.. salam kuliner....

Nb : disini juga jualan bakmi goreng godog nasi godog.. tapi saya lebih prefer ke nasi gorengnya.....


Pembukaan Pameran Seni Kriya 2018

Kapolda D.I.Yogyakarta Brigjen Pol. Drs. Ahmad Dofiri, M.Si menghadiri pembukaan Pameran Seni Kriya 2018 "Jogja Fashion and Craft"...