Saturday, August 19, 2017

Isi Kuliah Umum Di UAJY, Kapolda DIY Sampaikan Wawasan Kebangsaan


Kepala Kepolisian Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta (Kapolda DIY) Brigjen Pol. Drs. Ahmad Dofiri, M.Si., berharap kepada Mahasiswa Baru Universitas Atmajaya Yogya bahwa disamping dididik menjadi manusia pintar, tetapi juga harus mempunyai integritas. Baik jujur setia kawan dan loyal.


Hal ini disampaikan dalam Inisiasi di Aula Lantai 2 Kampus Terpadu Universitas Atmajaya, Babarsari, Yogyakarta, Sabtu (19/8/2017). Pembekalan kepada para mahasiswa baru ini bertemakan "Cerdas Berintegritas Belajar Dalam Keberagaman".


Menurut Kapolda, dalam konteks keberagaman, saat ini hidup dalam suatu wilayah Indonesia yang ber Bhinneka Tunggal Ika.


"Cerdas dan berintegritas harus dimulai dari pendidikan. Ki Hadjar Dewantoro mengatakan, pengajaran harus bersifat kebangsaan. Kalau pengajaran bagi anak anak tidak berdasarkan kenasionalan, anak anak tak mungkin mempunyai rasa cinta bangsa dan makin lama terpisah dari bangsanya, kemudian barangkali menjadi lawan kita," tegas Kapolda kepada 2200 orang mahasiswa Baru UAJY.


Kapolda menambahkan, selama mengikuti pendidikan sampai berkarir, harus ada jati diri dan nasionalisme yang kuat di diri adik adik mahasiswa baru.


"Indonesia itu negara yang sangat luas. Suku bangsa, agama, sangat beragam. Apa kita gak bangga? Ini merupakan potensi yang luar biasa. Kalau kita tidak rawat betul, ini adalah ancaman yang sangat serius jika kita tidak bisa merawatnya," katanya.


"Ini negara yang betul betul sangat luar biasa. Kita wajib mengetahui dan memahami antara lain sejarah lahirnya suatu negara, akar terbentuknya bangsa dan tanah air sendiri, serta cita cita, ideologi dan keyakinan," sambungnya menambahkan.


Kapolda bercerita, pada masa ketika merebut kemerdekaan, ada musuh bersama, yaitu penjajah. Sehingga kemudian ada yang dihadapi. Waktu itu ada kepentingan bersama yaitu ingin merdeka. Setelah merdeka, ada pemberontakan. Kepentingan bersamanya yaitu ingin mempertahankan kemerdekaan bangsa.


"Sekarang, kita yang hadapi, saat ini kita berada dalam era kompetisi global. Penghancuran negara tidak lagi dilakukan secara konvensional, melainkan dengan sasaran non fisik, meliputi, perang ideologi, ekonomi, budaya, serta operasi intelijen. Dan juga perang membangun persepsi. Tujuan perang lebih kepada penguasaan negara terutama sumberdaya ekonomi," ujar Mantan Kapolda Banten tahun 2016.


Kapolda mewanti wanti betul bahwa tantangan Kebhinekaan sekarang ini, masih terjadi intoleransi beragama, masih ada kelompok tertentu yang ingin mengganti ideologi Negara Indonesia, disamping itu juga ada terorisme dan separatisme serta memudarnya nilai nilai luhur budaya bangsa.


Era sekarang, menurut Kapolda, para warga dunia, hidup di 2 dunia. Dunia nyata dan dunia maya. Bagaimana beretika dalam bermedia sosial. Di dunia maya sekarang ini, iptek semakin maju, tetapi peradaban semakin mundur. Misalnya berhujat, mencela orang, yang di media sosial tidak ada tata kramanya.


Tantangan kita di media sosial yaitu berita bohong (hoax), berita palsu (fake News), penyebaran kebencian (hate speech), dan pencemaran nama baik. Hati hati jangan mudah terprovokasi dengan (berita bohong) media sosial, dan juga, kita jangan menjadi profokator di media sosial," tegas Kapolda berpesan kepada seluruh Mahasiswa.





No comments:

Post a Comment

Pembukaan Pameran Seni Kriya 2018

Kapolda D.I.Yogyakarta Brigjen Pol. Drs. Ahmad Dofiri, M.Si menghadiri pembukaan Pameran Seni Kriya 2018 "Jogja Fashion and Craft"...